Senin, 30 Mei 2011

SEJARAH BARCODE

1. Sejarah
Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail.
Awalnya, teknologi kode batang dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh
perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel
Institute of Technology di Philadelphia, untuk membuat sistem pembacaan informasi produk
selama checkout secara otomatis.
Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel patent application ,
bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar
ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland
dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik. Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952,
mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya kode batang
dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal
Grocery Products Identification Standard (UGPIC).
Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan kode batang untuk perdagangan retail
adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey
Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di Cincinnati mulai menggunakan
bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode
standar yang akan digunakan di industri.

2. Kegunaan
Kode batang (barcode) terutama UPC, sudah menjadi bagian penting dalam peradaban modern.
Penggunaan yang sudah tersebar luas menjadikan kode batang terus digunakan dan berkembang
dengan baik,seperti:
 Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store menggunakan dan
memiliki kode batang UPC. Hal ini sangat membantu dalam melacak seluruh item yang
dibeli dengan memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah program.
 Penggunaan pada kartu anggota Ritel (hampir seluruh toko ritel seperti alat olah raga,
kosmetik, peralatan kantor, obat, dan factory outlet) untuk mengidentifikasikan
konsumen yang menjadi anggota.
 Pelacakan gerakan item, termasuk sewa mobil, bagasi maskapai penerbangan. Sejak
tahun 2005, maskapai menggunakan standar IATA 2D kode batang di boarding pass
 Beberapa 2D kode batang embed hyperlink halaman web page. Sebuah selular mampu
dapat digunakan untuk membaca kode batang dan browsing situs yang terhubung.
 Pada 1970-an dan 1980-an, perangkat lunak kode sumber ini kadang-kadang dikodekan
dalam kode batang dan dicetak di atas kertas.
3. Kategori Berdasarkan Kegunaan
Terdapat 6 kategori barcode berdasarkan kegunaannya, yaitu:
1. Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya
adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang
dijual di supermarket.
2. Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk packaging biasanya digunakan
untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
3. Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan pada
penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.
4. Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk keperluan farmasi biasanya digunakan
untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode
jenis HIBC.
5. Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan
barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode
untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.
6. Barcode untuk keperluan lain.
Industri pengguna barcode dapat di lihat kembali sepanjang tahun 1960, yang dipakai untuk
mengidentifikasi lintasan mobil (railroad car). Barcode linear umum dengan kode barcode
UPC (universal product code) mulai dipakai pada papan rak grosir pada awal 1970 untuk
mengotomasi proses indentifikasi barang-barang grosir. Saat ini, barcode ada dimana-mana dan
digunakan untuk identifikasi di hampir semua bidang bisnis. Ketika teknologi barcode di
terapkan dalam proses bisnis, maka ada prosedur yang terotomasi untuk meningkatkan
produktifitas dan mengurangi kesalahan manusia. Barcode digunakan kapanpun ketika ada
kebutuhan untuk keakuratan identifikasi atau melacak sesuatu.

4. Pengertian Barcode
Sebuah kode batang (atau barcode) adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin.
Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan
dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi). Tetapi juga
memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang
disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga
disebut sebagai kode batang. Walaupun ada beragam simbol dan penggunaan tetapi semua
tujuan yang sama yaitu mengencode string karakter sebagai garis batang atau spasi.
5. Tipe Barcode, Simbol dan Standard
Tipe-tipe barcode yang digunakan tergantung dari beberapa variable yaitu:
 Standard dan instruksi
 Tujuan dan penggunaan
 Encoding data
 Cetak dan atau metode decoding
Ada beberapa tipe barcode berbeda untuk tujuan yang berbeda, hal ini dinamakan dengan
simbol atau symbology. Setiap tipe simbol atau tipe barcode merupakan standard yang
menjelaskan simbol yang tercetak dan bagaimana peralatannya seperti barcode scanner,
membaca dan mendecoding simbol yang tercetak tersebut.
Standard industri biasanya dibangun ketika perusahaan banyak (multiple) melibatkan proses ID.
Standard tidak begitu penting sama seperti simbol barcode. Standard barcode menjelaskan
bagaimana menggunakan simbol barcode didalam situasi khusus. Sebagai contoh label buku
yang menggunakan ISBN dan secara berkala menggunakan simbol EAN-13 (EAN = European
Articel Number) seperti gambar dibawah ini.
6. Teknologi Pembacaan Mana Yang Cocok Untuk Usaha Anda?
Teknologi pembacaan (scanning) yang mengalami pengembangan akan memberikan banyak

pilihan dalam solusi pengambilan data. Hingga saat ini ada 2 macam peralatan pengambilan
data yaitu laser scanner dan digital imager. Memang tidak mudah juga menentukan teknologi
pembacaan mana yang sesuai untuk aplikasi kita. Mengetahui keuntungan dan aplikasi ke-2
teknologi ini merupakan langkah awal membuat keputusan dalam pemilihan teknologinya.
Namun kunci dalam penentuan pemilihan teknologi pembacaan adalah kebutuhan dan anggaran
yang ada.
7. Symbology
Baik teknologi dengan laser scanner dan digital imager telah diprogram untuk mendecode
simbol-simbol atau bahasa tertentu dari barcode. Symbology yang digunakan dalam aplikasi
dapat membantu dalam menentukan teknologi pembacaan. Hal ini akan memberikan banyak
keuntungan. Penggunaan simbol 2 dimensi (2D) yang banyak dipakai di swalayan akan lebih
tepat menggunakan digital imager. Namun untuk aplikasi yang tidak membutuhkan pembacaan
barcode 2D, laser scanner adalah pilihan yang bagus. Berikut ini diberikan contoh barcode 1D
(kiri) dan 2D (kanan).
8. Laser Scanner
Laser scanner memberikan hasil baca yang akurat, hal
ini akan bermanfaat bagi operator untuk mencapai
produktifitas kerjanya. Laser scanner cukup handal
untuk mendekoding barcode dengan jangkauan yang
lebar dan dapat mencapai 50% lebih dari jangkauan
digital imager. Karena teknologi pembacaan laser telah
di sempurnakan maka scanner ini sedikit mahal
dibanding digital imager. Meskipun laser scanner tidak
bisa membaca simbol-simbol 2D tapi bisa membaca
simbol yang mirip 2D yaitu PDF417. Laser scanner
memiliki sejumlah keuntungan dalam banyak aplikasi
dan bisa menjadi pilihan teknologi yang dapat
dipertimbangkan yaitu:
 Mendecoding pada jarak yang jauh
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com
Copyright © 2003-2007 IlmuKomputer.Com
5
 Mendecoding UPC/EAN dan barcode 1D lain yang dipakai di swalayan
 Aplikasi yang membutuhkan toleransi gerakan
 Tempat-tempat perbelanjaan
Disamping laser scanner terbukti memiliki keutungan dalam aplikasi tertentu, namun dalam
kondisi lain bisa lebih cocok menggunakan digital imager atau kombinasi kedua teknologi
tersebut. Berikut ini diberikan contoh simbol PDF417.
9. Digital Imager
Lebih lanjut tentang barcode 1D, digital imager yang kadang dinamakan
dengan area imager dapat mendecode barcode 2D. Barcode 2D dapat di encode untuk banyak
informasi daripada barcode 1D, membuat digital imager untuk transportasi, logistik dan aplikasi
tracking. Digital imager memungkinkan pembacaan barcode secara omni-directional,
mengurangi kebutuhan menampung peralatan scanning. Dalam hal pembacaan, digital imager
berkinerja tinggi dapat mengambil dan mentranfer gambar dan membaca dokumen. Digital
imager mempunyai kapabilitas pembacaan direct part marking (DPM) yaitu suatu metode
menandai suatu produk secara permanen. DPM semakin populer dan memungkinkan sebuah
produk dapat dilacak. Digital imager memiliki banyak keuntungan dalam aplikasi tertentu yaitu:
 Mendekoding semua jenis barkode 1D dan 2D
 Mendekoding DPM
 Mendekoding informasi tracking
 Mengambil /capture gambar untuk managemen inventory
 Mengkombinasi decoding barcode, capture gambar dan capture tanda tangan dalam
peralatan tunggal
10. Mau Pilih yang Mana ?
Ketika dipakai dalam tempat yang tepat, laser scanner dan digital imager memiliki beberapa
keunggulan. Sekali waktu, memungkinkan penggunaan kombinasi kedua teknologi tersebut.
Keduanya bisa menambah produktifitas, memperbaiki efisiensi dan mengurangi biaya
operasional. Ketika memilih teknologi data capture, kita harus menerapkan analisis yang
mendalam terhadap kemampuan dan keuntungan masing-masing teknologi ini. Mengenal ke-2
teknologi ini akan mejadi kunci yang memberi keuntungan terhadap usaha anda.